Di bawah seragam loreng berdebu,
ruang sidang gemetar—hukum
jadi ragu.
Dwifungsi bangkit dari liang
sejarah,
bukan lagi bayang, tapi
nyata, sah!
Korupsi menari di kursi-kursi
empuk,
dompet membengkak, rakyat
melupuk.
Di atas mimbar mereka
berjanji,
di balik meja mereka berbagi.
Efisiensi? Anggrek layu di
istana,
katanya hemat, tapi duitnya
ke mana?
Janji tinggal janji, laporan
dimanipulasi,
proyek lancar, hasilnya
fiktifasi.
Di kampus tinggi, teori
menjulang,
disertasi dibeli, ilmu pun
tumbang.
Gelar akademik laksana kupon,
siapa yang bayar, dialah
tuan.
Lalu di Bromo, ganja tumbuh
diam-diam,
di negeri yang sibuk menanam
delusi,
hukum pilah-pilih, saring
beragam,
si kaya lolos, si papa
dikriminalisasi.
Inilah tanah air tanpa malu,
pembajak moral bersorak di
panggung.
Negeri ini bukan kurang kaya,
hanya kebanyakan penguasa
buta.
Oleh: Aldi Asy Syaikh Ar-Rois