Jika Aku Bukan Perempuan Itu



Oleh: Krayon 12 Warna

Bagaimana jika aku bukan perempuan² itu? Yang tak pandai merias wajah, menyapu warna pada kelopak mata, yang tak pandai melukis pada alis, dan Memadukan warna pada bibir supaya tak pucat keriput.

Jawabannya adalah: tidak masalah jika kamu bukan perempuan-perempuan itu. Kamu tidak perlu menjadi seperti apa yang orang harapkan atau gambarkan. Kamu berhak menjadi dirimu sendiri, dengan segala keunikan dan kekuranganmu. Karena kecantikan sejati bukan tentang kesempurnaan yang terlihat, melainkan tentang keberanian untuk menjadi diri sendiri, menerima kekurangan, dan tetap merasa cukup dengan apa yang ada. Jadilah versi terbaik dari dirimu, tanpa harus menjadi siapa-siapa yang bukan dirimu.

Pada hakikatnya, setiap perempuan diciptakan dengan kecantikan unik yang dimiliki masing-masing, tak peduli jenis kulit, rambut, atau bentuk tubuhnya. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna dan indah. Seperti firman-Nya dalam QS At-Tin: 4, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Namun, dalam "sistem kapitalisme" (sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada individu untuk melakukan kegiatan ekonomi dengan tujuan memperoleh keuntungan), standar kecantikan sering berubah seiring perkembangan zaman dan tren, sehingga menyebabkan industri kecantikan terus berkembang.

Berbeda dengan standar kecantikan dalam Islam, yang indah, sederhana, dan tidak berfokus pada fisik. Dalam Islam, kemuliaan dan kehormatan seorang perempuan tidak diukur berdasarkan penampilan, tetapi berdasarkan keimanan dan ketakwaannya. Allah tidak akan menilai fisik atau tubuh kita, tetapi yang akan diperhitungkan adalah hati dan amal perbuatan kita, yang kelak akan dihisab.

Ketika perempuan Muslimah memahami hal ini, mereka akan menemukan kebebasan sejati dari standar duniawi yang sering membebani. Islam memberikan jawaban mendalam: kemuliaan seorang perempuan terletak pada hubungannya dengan Allah, bukan pada hal-hal fana yang hanya sementara.

Dari penjelasan diatas, sebagai perempuan tentu kita selalu menemui titik keraguan untuk menerima dengan lapang dan menjalankan dengan sesederhana yang di katakan, kita punya mood labil, kita butuh jawaban seribu satu kali jika ingin mendapat keyakinan.

 Tapi teman-teman, ada sebuah kutipan dalam buku yang berjudul "Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan"

Didalamnya menjelaskan, "Menjadi perempuan yang sejahtera bukanlah menjadi perempuan yang sempurna. Menjadi perempuan yang sejahtera justru menjadi perempuan yang bebas dari kompleks-kompleks kesempurnaan yang standarnya diciptakan dan dipaksakan masyarakat atas diri perempuan.”

Menjadi sejahtera adalah menjadi diri yang telah bebas dari upaya mencapai kesempurnaan, dari kekhawatiran untuk menjadi tidak normal karena berbeda atau menyimpang dari apa yang sudah ditentukan masyarakat.

Menjadi sejahtera adalah menjadi diri sendiri dengan menerima "ketidaksempurnaan-ketidak- sempurnaan" yang dimiliki. Kita di ajak untuk menjadi perempuan yang sejahtera dengan menerima diri dan menghilangkan kekhawatiran-kehawatiran yang masih berterbangan di isi kepala.

Wallahu a'lam

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama