Misteri Konspirasi Rindu

Misteri Konspirasi Rindu

Oleh: Aldi Asy Syaikh Ar-Rois

“Rindu itu seperti ketemu mantan di jalan: kita nggak mau, tapi kok senyum-senyum sendiri.” Begitulah kata Khalil Gibran kalau hidup dizaman sekarang.

Siapa sih yang nggak pernah rindu? Tiba-tiba kepikiran orang yang udah lama nggak ketemu, padahal lagi anteng nonton serial Netflix. Suka gak masuk akal, kan? Rindu itu kaya hantu, nggak kelihatan tapi ada. Datang tiba-tiba, tanpa undangan, tanpa aba-aba, dan kadang bikin kita terjebak, kaya konspiriasi rahasia aja, ada kekuatan di baliknya yang bikin kita jadi mikirin orang tanpa izin.

Tapi ya, siapa tau, mungkin rindu ini kerjaannya “Makhluk Rindu Rnternasional” yang lagi bosan. Lagi musim apa gimana? Kok tiba-tiba kepikiran mantan kelas 3 SMA yang dulu suka tukeran buku contekan?

Menurut sepupu jauh saya, beliau ahli Pisikolog, katanya rindu ittu bisa muncul karena kenangan. Masih katanya lo yaaa. Otak kita tuh suka nyimpen yang manis-manis dan lupa yang pahit-pahit, jadi pas ingat orang itu, itu? Itu siapa hayoooo?. Ingetnya yang lucu-lucu aja. Tapi, heyy, coba ingat: dia juga lo yang pernah nge-ghoting tanpa dosa. Jadi, rindu ini kadang nggal ada obatnya, kecuali mungkin sadar bahwa ini cuman efek hormon dopamine dan oksitosin (Cari di Goggle, kalua gak tau). Jadi, tiba-tiba rindu, mungkin otak cuman lagi salah setel, nih.

Jadi lain kali, kalua rindu tiba-tiba nongol, bisa aja itu cuman hormon yang ngaco. Bayangin aja otak bilang, “Duh, kamu lama nggak lihat yang bikin deg-degan, nih, sini kuingatkan sedikit”. Bayangin aja dulu, padahal ya siapa sih yang mau ingat-ingat mantan?

Coba tutup dulu tulisan ini. Mariki kita sama sama lihat media social. Pernah nggak lagi scroll tiba-tiba muncul foto teman jalan-jalan bareng yang bikin kamu langsung teringat serunya waktu itu? Terjebak, kan? Rindu dan media social memang kaloborator ulung. Kita nggak pernah tau kapan foto atau story mereka muncul di feed dan langsung bikin kita kepikiran, “kok kayaknya aku kehilangan sesuatu ya?” ini udah kayak konspirasi, belum?

Mungkin memang ada semacam “Konspirasi Rindu Internasional” yang melibatkan algoritma media social buat bikin kita kangen. Kangen sama gak dengan rindu?. Siapa tau, nih. Ada yang di belakang sana sambil ngopi-ngopi, ngatur gimana caranya biar kita nggak bisa move on. Sepertinya begitu.

Oke, jadi gini: rindu itu nggak beda jauh sma makanan pedas, semakin di cicip, makin terasa, kalua nggak hati-hati bisa bikin “kepedasan” alian baper. Kita sering kebanyakan mikir: “ini rindu sungguhan  atau cuman karena aku bosan aja, ya?” padahal jawabanya nggal harus serumit itu. Rindu itu memang bagian dari hidup, bisa datang kapan aja dan kadang nggak masuk akal. Angap aja seperti angin lewat atau hujan mendadak di siang bolong, angkat dulu jemurannya. Kadang muncul cuman untuk bikin kita sadar betapa berharganya momen atau orang-orang di sekitar kita. Jadi, kalua rindu melanda, ya nikmati aja. Dikirimin pesan “good night” keorang yang dikangenin juga gak papa kan?

Singkatnya menurut sepupu jauh saya. Rindu itu kayak tamu nggak diundang yang suka main nyelonong, bikin kita senyam-senyum sendiri, tapi akhirnya juga akan berlalu. Cukup kita hayati dan biarkan dia berkunjung sesekali. Kalau sering Namanya penyakit gak sih?. Namanya juga “Misteri”.

Terakhir ya, “Rindu adalah jeda tanpa permulaan, luka tanpa berdarah. Mungkin rindu memang tak butuh alasan, ia ada untuk dihayati, bukan untuk dimengerti.” Kalau kangen ya sudah, tinggal bilang aja, “yah, nanti juga hilang sendiri.” Begitulah pikirnya.
Lebih baru Lebih lama